Indonesiaonline

Virus Corona ternyata tak hanya berdampak pada kesehatan manusia saja. Virus tersebut nyatanya juga membuat dampak pada kelesuan pasar modal didunia, yang itu membuat ekonomi didunia ikut terguncang.

Meskipun begitu, adanya isu virus Corona tersebut juga membuat memontum positif, khususnya bagi nasabah perusahaan pialang berjangka. Pasalnya memontum tersebut bisa digunakan para nasabah untuk take provit atau mengambil keuntungan dengan adanya potensi kenaikan harga emas.

“Ini tidak menguntungkan maupun merugikan bagi Best Profit Future (BPF), kita hanya jasa layanan transaksi atau fasilitator. Keuntungan kita hanya dari fee transaksi tapi bagi masyarakat calon nasabah ataupun nasabah bisa memanfaatkan peluang atau memontum ini untuk mengambil keuntungan di emas,” jelas Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri (14/2/2020).

Lanjutnya, adanya virus Corona ini, memang berdampak secara global dan banyak membuat mereka para pelaku pasar berpindah mencari save haven seperti emas, karena khawatir pasar yang mereka tekuni saat ini semakin lesu.

“Makanya ini kesempatan bagus. Sampai akhir Januari lalu, peningkatan nilai investasi Loco Gold atau investasi emas berjangka mencapai 48 persen. 2020 emas menjadi primadona. Kedepan kembali bisa naik lagi antara 60 sampai 70 persen,” bebernya.

“Locogold lagi seksi. Jadi sebenarnya sudah saatnya masyarakat yang ingin berinvestasi, mulailah beralih ke emas,” tambahnya.

Pihaknya juga memprediksi, jika kondisi pasar investasi Loco gold, yang saat ini tengah naik, bakal terus meningkat dan ditutup hingga bulan Mei 2020. Hal itu lantaran diprediksi pasar modal akan kembali naik setelah wabah virus Corona selesai.

“Virus Corona kan tidak tahan terhadap panas. Artinya disitu Loco gold sampai bulan Mei ramainya, stelah itu pasar modal akan kembali ramai,” pungkasnya.

Sementara untuk BPF sendiri mencatat, 2019 lalu pertumbuhan total nasabah baru mencapai 207 nasabah.

Hal ini terjadi peningkatan sebesar 46,81 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan total volume transaksi mencapai 11,06 persen, atau menjadi 59.427 lot dibandingkan tahun 2018.

Perolehan ini ditopang oleh volume transaksi bilateral sebesar 48.879 lot, meningkat 13,69 persen. Untuk volume transaksi multilateral sebesar 10.548 lot atau mengalami pertumbuhan 0,32 persen. 

Sumber : Indonesiaonline


BAPPEBTI JFX KBI